
Saat malam aku tiba di depan Pom Bensin Krapyak,Semarang, Om Lilik yang menjemputku bersama Bapak - wajahnya belum jelas terekam dalam ingatanku. Baru siangnya, setelah aku bangun tidur dan mencoba ngobrol dengan Mbah Lali dan Keluarga Borobudur, wajah Om Lilik mulai aku bisa jelas mengenal
Yang menarik, ketika aku shalat Subuh di kamar Om Lilik, aku melihat ada beberapa Foto dan Patung Tuhan Yesus. Belakangan aku baru tahu dari Ibu dan Bapak, Bahwa Om Lilik adalah Penganut Agama Katolik, satu satunya dari enam Anak Mbah Lali.
Bagiku, keberadaan Om Lilik sebagai Penganut Katolik tak pernah menjadi masalah. Karena di Jakarta dan sekitarnya, aku sering diajak Bapak mengikuti Pertemuan Lintas Agama, bertemu dengan beberapa Tokoh Nasional yang berbeda-beda keyakinan Agamanya.
Bahkan Bapak sangat Akrab dengan Almarhum Gus Dur- mantan Preaiden RI ke 4 yang Pluralis itu, tapi juga dekat dengan Pendeta Natan Setyabudi Ketua PGI, serta Suhu Beni yang Tokoh Kong Hu Cu itu.
Banyak acara , yang Bapak bertindak sebagai Protokol dan Floor Director, dengan melibatkan tokoh-tokoh Agama itu.
Jadi,kalau balik ke Om Lilik yang Katolik, bagiku itu adalah Hak Beliau untuk meyakini ,bagaimana Ia membangun Hubungan dengan Tuhanya - dalam Agama yang di yakininya, dan tak seorangpun berhak melarangnya.
Om Lilik Rumahnya sederhana, motornya sederhana, cara bicaranya sederhana, tapi ia nampak tetap energik ketika belajar internet dengan Bapakku, yang pas tugas di Semarang dengan Tim On Linenya.
Semoga Tuhan beserta kita selalu ya Om Lilik!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar